Kongkow Budaya Ke- 4 Tentang Sejarah Toasebio

Jakarta, RepublikExpose.com 
Kongkow Budaya ke-4 tentang “Sejarah Toasebio” oleh Husen Buntara Sjarifudin, diselenggarakan di Vihara Dharma Jaya Toasebio, Jl. Kemenangan III No. 48, RT. 11/ RW. 03, Glodok, Kec. Taman Sari Jakarta Barat, pada hari Minggu, 8 Januari 2023, pukul 14.00 WIB sampai selesai.
Bapak Husen Buntara Sjarifudin sebagai Perwakilan Pendiri Yayasan Vihara Dharma Jaya Toasebio, mengatakan: “Vihara Dharma Jaya Toasebio sejak jaman VOC sudah 3 (tiga) kali ganti nama, saya ganti nama ini dari Mrs. Claudine atau Denis Nova yang pernah berkunjung ke Toasebio. Pada jaman VOC dulu adalah Hongsanbio masih terpasang digerbang utama kita sudah ada 200 sampai 300 tahun yang lalu. Setelah jaman VOC, saya dikasih tahu oleh Claudine dan Denis bahwa Toasebio ini pernah dibumi hanguskan pada tahun 1740. Baru dibangun kembali tahun 1752 dan selesai tahun 1754.”
“Sangat beruntung setelah beberapa tahun dipimpin Ketua Umum Arifin Tansil, yang banyak sekali jasa-jasanya, pengorbanannya, berupa uang, keluarga dan usahanya. Jadi ketua harus berani berkorban segala-galanya. Demi untuk Yayasan Vihara Dharma Jaya Toasebio, bukan untuk pribadi. Guci-guci, patung-patung dulunya tidak terawat, berantakan, kulit jadi gatal-gatal. Setelah Arifin Tansil masuk disini lumayan bersihnya. Jauh berbeda berkat pak Arifin Tansil. Arifin Tansil juga membuka Poliklinik untuk membantu warga sekitar yang kurang mampu, yang ingin berobat silahkan datang kesini.
Dengan adanya bapak Arifin Tansil selama 3 (tiga) tahun sudah membeli 2 (dua) rumah.
Yang saya sangat banggakan Arifin Tansil telah mengadakan Koko Budaya Pertama, Koko Budaya Kedua, dan Koko Budaya Ketiga”, tambahnya.
“Kelenteng ini bukan untuk mencari kekayaan, Kelenteng ini bukan untuk mencari harta, Kelenteng ini adalah untuk kita berdana, dan menyumbang hasil uang yang kita dapat kepada Kelenteng dan kepada umat. Itu harapan saya.” tuturnya
Bapak Yongki, Humas Yayasan Vihara Dharma Jaya Toasebio, menyatakan: “Kita berharap di tahun Imlek ini kehidupan kita damai. Kalau makna dari sho kelinci air ini untuk kesejahteraan. Ya mudah-mudahan di tahun 2023 ini, kita semua adem dan sejahtera. Tahun 2023 ini tahun politik, penuh dengan riuh rendahnya persoalan. Kita berharap hal itu jangan sampai terjadi. Arti Kelinci Air di tahun baru Cina ini Kelinci adalah simbol kebahagiaan. Karena unsur air itu mempengaruhi, kondusif, kalo unsur api, ini akan terjadi panggang memanggang ditahun 2023 ini. Kalo unsur air akan lebih adem.
Sore hari ini ada kegiatan Kebut, yang mana ini baru pertama kali dibentuk, untuk mengurusi semua persoalan-persoalan.
Rencananya akan diadakan pasar malam selama 3 (tiga) hari unruk menyongsong Tahun Baru Imlek.
Bande meminta kita harus tetap solid satu sama lain, karena kita berorganisasi itu harus saling menunjang, saling mengisi, kita liat sendiri, banyak organisasi yang saling menjatuhkan. Ada yang ambisi jadi ketua. Di organisasi itu Bande menghimbau kita saling melengkapi satu sama lain. Kongkow Budaya ini baru 3 kali diadakan, tujuannya diadakan Kongkow Budaya mau menggali budaya-budaya di Jakarta.
Jemaat tiap hari ada, kalo organisasi baru hari ini dibentuk, kita berharap di tahun politik ini tidak ada gangguan di masyarakat.”
“Menurut ramalan Cina, kalo alam pada saatnya kemarin itu hujan, itu melambangkan bahwa apa yang terbentuk sekarang ini akan membawa berkah.
Berkah itu bukan buat kita tapi untuk semua. Karena di agama Budha saling tata, bukan hanya kita yang bahagia tapi juga ada mahluk lain di sekeliling kita.
Mengenai perekonomian Presiden kita lebih bagus dari presiden sebelumnya. Saya yakin tidak ada masalah. Diawal tahun baru hujan juga, itu simbol kalau negara kita dapat berkah banyak.” ujarnya.
RE/Helena/Red

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *