PEMBONGKARAN PATUNG 3 TOKOH PENUMPAS G.30.S PKI MAU PAKAI KACAMATA SYARIAH ATAU NKRI, SEBAGAI CATATAN EDITORIAL

Ditulis oleh : Tb Boy Tanaya. P.Sip.( Pemimpin BidikNetralNews).
Editor : Robert. SH,Siagian (Wakil Pimpinan Redatur ActualNews)
 
REPUBLIKEXPOSE.COM – Jakarta, Menyusul ramainya gonjang ganjing pembongkaran patung tiga tokoh penumpasan G.30 S.PKI di museum Darma Bhakti Kostrad di Jl.Merdeka Timur Jakarta , September 2021 ini cukup mengundang polemik antar elite politik dan jadi suguhan berita viral dimasyarakat.
Di Era Reformasi terlebih dimasa pemerintahan Jokowi seperti tiada hentinya setiap tahun menginjak bulan September para elite khususnya kelompok oposisi dengan koalisi rezim berpolemik dengan Issue Bangkit atau tidaknya PKI dibumi Nusantara ini .
Hal ini menjadi hal yang sensitif karena mantan Panglima TNI Jend.Purn. Gatot Nurmantio , setelah dengan ngototnya wajib menonton film penghianatan G30S.PKI September inipun mengungkapkan, bahwa pembongkaran ketiga tokoh itu Patung Jend.Soeharto , Jend.AH Nasution dan Letjend.Sarwo Edhy , menurut Gatot adalah menjadi indikasi bahwa PKI sudah menyusup ketubuhTNI, hal didukung komentar kelompok oposisi lainnya seperti Fadli Jon dan Rocky Gerung yang senada dengan Gatot.
Dibagian lain Mantan Pangkostrad Priode 2011-2012 Letjend.Purn.AY Nasution sebagai penggagas pertama berdirinya tiga patung tokoh itu justru mengatakan persepsi Gatot dan kelompoknya terlalu dangkal , hanya karena membongkar patung itu dari museum Kostrad lantas menandakan PKI sudah merambah ke tubuh TNI , “Saya saat ini karena sudah usia uzur lebih kepada ibadah dan berketepatan agama Islam saya melarang pendirian patung-patung , maka lahir batin saya meminta Pangkostrad Letjend.Dudung untuk mbongkarnya, walaupun saya adalah penggagas ide pendirian patung-patung dimaksud “.
Dibagian lainpun mantan Pangkostrad Jend.Agum Gumelar mengingatkan , hendaknya lebih bijak lagilah bicara tentang TNI , tidak semudah yang dibayangkan jika paham komunis masuk keinstitusi pertahanan negara.
Fadly Zon dalam kaitan ini menegaskan , pembongkaran ketiga patung bersejarah itu tidak bisa hanya dikarenakan permintaan perseorangan, ini kesalahan yang sangat fatal , ungkap Fadly , sama dengan sikap yang bertentangannya dengan aturan negara .
Editorial kali ini mengajak bagaimana kita melihat secara profesional dan proporsional masalah adanya pembongkaran patung itu dengan memakai kacamata apa yang akan digunakan ?
Jangan pat gulipat dengan kepentingan politik perseorangan atau kelompok.
Artinya sebentar bicara aturan syariah , dan sebentar bicara Nasionalis . Hingga tdk sadar semata-mata hanya kepentingan politik saja , bisa berganti ganti identitas tergantung situasi dan kondisinya .
Dalam persfektif pandangan Akidah dan kaidah Islam , memang pendirian patung diharamkan karena malaikatpun enggan masuk pada bangunan/rumah yang didalamnya terdapat patung dan hiasan atau gambar 
Sebagaimana dikisahkan saat nabi Ibrahim AS yg menghancurkan PATUNG-patung berhala ada dibeberapa ayat Alquran diantaranya QS.Alanbiya.58 dan terdapat di Hadist riwayat Bukhari dan Muslim.
Namun konteks perekat persatuan dan kesatuan bangsa dengan beragam agama sebagai bentuk toleransi terbatas, itupun ada dalam Alquran dari beberapa ayat seperti Albaqarah dan Alan’am. 
Artinya memepersilahkan umat beragama non Islam utk bebas mendirikan patung dibangunan atau dirumahnya sekalipun.
Maka seyogyanya Museum Nadional Gajah yg ada di Jl.Merdeka Barat dapat diperluas lagi arealnya , atau mencari lahan baru , sehingga museum yang bersipat umum itu menyuguhkan apapun yang bersejarah dengan deorama patung apapun itu utk umum dengan keberagaman agama , suku adat apapun pengunjung dapat masuk .
Jadi tidak ada lagi museum umum dengan panorama ekslusif .
Jadi marilah kita lebih melihat dari sudut pandang apa tentang  kejadian pembongkaran patung dimuseum Kostrad itu , yang berketepatan momentumnya terjadi di bulan September 2021
Kronologis polemik tentang patung bersejaran itu saat AY Nasution 30 Agustus lalu berkunjung ke Kostrad dan kunjungan itu lebih kepada silaturahmi senior mantan Pangkostrad kepada Pangkostrad yang menjabat sekarang, dan sesaat beberapa hari kemudian terjadi pembongkaran tiga patung tokoh penumpasan PKI dimuseum itu.
Hingga tak ayal Pangkostrad Dudungpun jadi bahasan .
Hingga polemikpun terjadi dari yang dihubungkan akidah dan kaidah Islam , dan disisi lain berpendapat tidak nasionalis , bahkan ada pola pemikiran ekstreem yang menduga kejadian pembongkaran tersebut sebagai bentuk antipatinya terhadap rezim orde baru saat Presiden Soeharto berkuasa . Allahualam Bisawab mari kita memakai kacamata obyektif bijak dan netral dan salalu berbaik sangka.
AN/Rbt/Red/RE

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *