Balige, RepublikeXpose.com
Sudah bukan rahasia lagi. Namanya pasar, dimana mana pun pasti tempatnya lalu lalang manusia, tempat transaksi penjual dan pembeli.
Seperti halnya pasar tiap hari Jumat di Balige, pasti semrawut di sekeliling pasar balige mulai dari balairung, jalan sepanjang jl pesanggrahan, jl bukit Barisan dan jl mulia raja. Pas sehabis perhelatan F1H2O sekeliling jalan tersebut mulai difungsikan pedagang menjajakan jualannya. Dulu, menghindari aroma tak sedap dari segala macam dagangannya, para pedagang sempat dipindah di samping kiri Hotel Labersa. Rupanya para pedagang tak lama bertahan di sini karena lokasi nya berlantai tanah. Jika hujan , maka lahan itu berlumpur. Pembeli pun jarang kesini. Pembeli selalu menyerbu pasar balairung walau pun jumlah pedagang terbatas.
Namun, setelah perhelatan F1H2O sukses, para pedagang pada pindah ke sekitar lapangan Mulia Raja.
“Lebih ramai di tempat lama ini pak. Tanah disini tidak becek, pembeli pun sudah pada tau, ” Ujar ibu Napitupulu pedagang daging babi hutan saat diwawancarai wartawan Jumat (28/3-2023) di Jl Pesanggrahan, depan kantor pos. Hal senada pun dikatakan ibu sihombing pedagang sayuran asal Dolok Sanggul.
Sementara itu, kadis Perhubungan kab Toba, Ir Sikkat Sitompul tampak sibuk mengatur para pengendara kareta, motor, beca dan pickup yang lalu lalang tak beraturan seolah tidak tau penunjuk arah yang sudah ditandai oleh Dinas Perhubungan. ” Kita tertibkan kendaraan ini, karena sangat semrawut sekali, ” Tandas Ir Siklat Sitompul seraya menahan terik matahari di siang itu, Jumat, (28/3-2023) saat diwawancarai wartawan.
Menurut mantan Kadis PUPR Toba ini, para pedagang maupun pengendara kareta, motor, becak dan lainnya harus tertip. Termasuk pedagang tidak boleh menggelar dagangannya di pelabuhan Mulia Raja dan di lapangan Mulia Raja. ” Kalau dia lokasi ini belum bisa ditempati para pedagang, ” Tandas Diklat Sitompul. Semoga sukses.
RE/M Sormin/Red
