RepublikeXpose – Kota Kupang
Tindakan Kepala sekolah (Kepsek) SMA 5 Kota Kupang, NTT, Veronika Wawo yang diduga melakukan tekanan terhadap para siswa yang menjadi saksi kasus tindak pidana penganiayaan yang dilakukan seorang gurunya kepada anak siswanya sendri (FE), rupanya menuai sorotan pihak keluarga korban.
Indikasi adanya tekanan dari sang Kepsek SMA 5 ini, dinilai pihak keluarga korban sebagai tindakan melawan hukum dan terkesan memaksa para siswa untuk membuat video klarifikasi kasus penganiayaan sesuai keinginannya.
Selain diduga melindungi perbuatan oknum guru tersebut, tindakan sang Kepsek menekan para siswa, juga dinilai sebagai tindakan yang menghambat proses hukum kasus yang telah dilaporkan ke Polresta Kupang Kupang dan UPDT Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) NTT ini.
“Kami telah mendapat laporan dari anak saya bahwa ibu Kepsek SMA 5 diduga telah melakukan tekanan terhadap para siswa yang menjadi saksi terjadinya tindak pidana penganiayaan tersebut. Artinya jika informasi ini benar maka kami akan menempuh langkah hukum untuk melapor sang Kepsek ke penegak hukum”. tegas Ayah korban, Arif Rahman.
Menurut politisi kritis dan mantan aktivis ini, tindakan sang Kepsek dengan cara menekan para siswa terkait kesaksian mereka atas kasus penganiayaan dimaksud, telah membuat siswa merasa takut, tertekan dan tidak nyaman, sehingga perlu dilaporkan kepada orang tua mereka.
” Informasinya seperti itu, sehingga kami menduga ada upaya sang Kepsek mau menutupi kasus ini dengan cara menekan para siswa. Ya mungkin tujuannya agar nama SMA 5 sebagaj sekolah ramah anak tidak ternoda oleh kasus kekerasan yang dilakukan oleh gurunya sendiri”.ujar suami dari Pj Bupati Flotim ini seraya menambahkan bahwa informasi ini juga disampaikan teman – teman anak saya via chat Whats upp (WA) dan telepon.
Sementara itu Kepsek SMA 5 Veronika Wawo, diminta tanggapan tim media ini terkait informasi dimaksud,, Rabu (14/8/2024) mengatakan, dirinya sama sekali tidak pernah melakukan tekanan apapun.
” Sama sekali tidak pernah ada tekanan apapun”. kata Veronika.
(Red).