RepublikeXpose – Jakarta
Ditulis Oleh : Supardi Kendi Budiardjo
Ketua FKMTI (Forum Korban Mafia Tanah Indonesia)
Maruarar Sirait kabarnya mundur dari PDIP. Info yang beredar, dia memilih jalan mengikuti jejak Jokowi. Info tambahan berikutnya, dia aktif di dunia usaha dan dekat dengan Bos ASG.
Soal Bos ASG ini, saya tidak pernah akan lupa. Karena dia telah merampas tanah saya, memenjarakan saya dan istri saya, lewat PT SSA.
Sejumlah tokoh PDIP, menyebut Maruarar Sirait sekarang aktif di dunia usaha. Di akun sosmednya, Maruarar nampak begitu bangga foto bersama Bos ASG, dan menyebutnya sebagai ‘Senior Yang Sangat Sukses’.
Terus terang saya sedih, bukan karena Maruarar meninggalkan PDIP. Tetapi, arah kiblat Maruarar ke Pengusaha bermasalah, Gembong Mafia Tanah seperti Bos ASG ini.
Kalau pengusaha seperti Wiliam Katuari (Bos Wings Group), saya hormat. Karena banyak produk eksport dari Wings Group yang menambah devisa negara. Sementara ASG?
Tidak ada satupun produk eksport hasil karya ASG yang meningkatkan devisa bagi negara. ASG hanya berbisnis memanfaatkan kebijakan, dengan mempengaruhi para pejabat melalui kekuatan uangnya. Bisnis propertynya besar, bukan karena kemampuan bisnis yang murni. Tetapi dari hasil mempengaruhi kekuasaan dan menzalimi rakyat kecil.
Sudah banyak, korban perampasan tanah oleh ASG atau perusahaan yang berafiliasi dengannya. Saya memiliki puluhan data ratusan korban mafia tanah di FKMTI.
Saya sangat prihatin, kenapa para pejabat dan tokoh negeri ini mau dikangkangi penguasaha nakal. Pengusaha yang nantinya juga akan meninggalkan mereka, setelah mereka tidak diperlukan lagi.
Beberapa penguasaha di negeri ini, sukses tidak lepas dari pengaruh jenderal TNI, senur saja Pak Edi Sudrajat. Tapi begitu mereka sudah kaya raya, peran orang yang mengasuh dan membesarkan mereka dilupakan. Mereka lebih sibuk menumpuk harta, ketimbang membalas jasa, apalagi memikirkan nasib bangsa.
Saya bertanya kepada pejabat di negeri ini, kepada polisi, kepada TNI, kepada pejabat pemerintahan, pejabat di DPR, kemana nasionalisme kita? Kenapa, kita gadaikan negeri yang kaya raya ini hanya kepada segelintir oligarki?
Padahal, mereka para oligarki ini tidak akan menjadi apa-apa jika tidak berbisnis dengan kekuasaan. Mereka, telah memberi kewenangan pejabat dengan suap yang murah, dan mendapatkan keuntungan berlipat ganda dari kebijakan penguasa.
Meninggalkan PDIP, demi Jokowi apalagi merapat ke ASG, sangat disayangkan. Karena saya, tahu betul bagaimana watak oligarki yang hanya mementingkan diri sendiri.
(Red).