Intip Pesona Air Terjun Dua Putri Raja Di Nunkolo, Pemda TTS Diminta Beri Perhatian

RepublikeXpose – TTS

Pemerintah Daerah (Pemda) Timor Tengah Selatan (TTS) diminta memberi perhatian terhadap pesona wisata Air Terjun Dua Putri Raja yang berada di batas desa Nunkolo Kecamatan Nunkolo dan Desa Boking Kecamatan Boking wilayah suap Raja Amanatun.

Pasalnya objek wisata yang sudah ada sejak nenek moyang, yang biasa disebut Fetnai Nu Mofkenu tepatnya di ujung atas hutan kota di dekat Tuafanu itu, hingga kini belum mendapat perhatian dari pemerintah daerah setempat khususnya Dinas Pariwisata TTS.

Permintaan ini disampaikan mantan Kades Nunkolo, Yusuf Bana dan warga pengunjung, Daniel Fafo dan istri Fiktoria Beti saat ditemui terpisah, kamis (18-04-2024), di lokasi air terjun tersebut.

Menurut Fato, Air terjun ini sudah lama ada sejak dari nenek moyang kita, namun tidak bisa terekspos karena lokasinya memang susah untuk dijangkau. Selain akses jalan menuju ke air terjun tersebut sangatlah tidak mudah untuk kesana, juga masih terhalang oleh rimbunnya hutan, yang harus segera mendapat sentuhan dan perhatian pemerintah Desa, Pemda TTS dan Dinas Pariwisata.

“Harus ada pengembangan aset wisata ini dimulai dari pemerintah Desa setempat agar menjadi primadona yang mengundang orang datang kesana. Apalagi air terjun ini merupakan satu satunya air terjun tertinggi di TTS, di Wilayah Amanatun, khususnya di wilayah dua desa ini,” ungkap Fato.

Selain berada ditengah alam yang indah, lanjut Fato, keindahan pancuran air terjun ini sangat bagus dan unik karena derasnya luapan air dari atas bawah dengan ketinggian kira kira 250 meter ke atas.

Hal yang sama juga disampaikan pengunjung lainnya, Denikson Nokas di lokasi Air terjun.

“Kita berharap ada perhatian khusus dari pemerintah desa setempat, Pemda TTS dan Dinas Parawisata agar bisa dlakukan pengembangan, baik penataan lokasi maupun akses jalan masuk. Apalagi dari dulu tempat ini sama sekali belum terekspos dan diketahui banyak orang,” ujar Denikson Nokas.

Nokas menerangkan, untuk akses jalan memang kali lalu mantan Desa, Yusuf Bana sudah buka dari Fatukbiti turun sampai ke pinggir kali dekat air terjun. Namun hingga sekarang jalan tersebut sudah tidak terawat lagi dan telah menjadi hutan kembali.

“Jalan itu sekarang sudah tidak berfungsi lagi. Kalau masih berfungsi, kami masyarakat yang berkebun ke arah bawah pinggir kali tidak susah untuk bisa muat jagung ke pondok kami. Selain itu bagi siapa yang mau pergi ke air terjun tersebut bisa lalui jalan yang sudah ada,” ujarnya diaminkan Danial Kobi dan Yusri Leni.

Terpisah Mantan Kades Nunkolo, Yusuf Bana, kepada media ini membenarkan dulu pihaknya telah membuka akses jalan menuju lokasi air terjun.

“Saat masih menjabat Kades Nunkolo, saya buka jalan dari ujung kampung RT Fatukbiti sampai lokasi air terjun sekitar tahun 2017 – 2018,” tutur Yusuf Bana.

Dirinya berharap agar pemerintahan sekarang yang menggantikan dirinya bisa melanjutkan apa yang telah dibuatnya, khususnya akses jalan menuju lokasi air terjun agar para pengunjung lokal/wisatawan luar yang dtg kesana bisa melewati jalan yang layak.

“Semoga ada perhatian dari pemerintahan desa setempat hingga ke Pemda TTS terhadap obyek wisata ini. Karena selain memiliki keindahan yang alami, air terjun ini juga disebut air bersejarah yang ada di suap Raja Amanatun,” tutup Bana.

(Red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *