Keluarga Besar Paguyuban Amarasi Nekamese Apresiasi Klarifikasi Jabar Agung

RepublikeXpose – Jakarta

Keluarga besar Masyarakat NTT yang tergabung dalam Paguyuban Amarasi Nekamese se-Jabodetabek mengapresiasi permohonan maaf melalui konferensi pers yang digelar pada hari Kamis (14/3/2024) oleh pihak Rumah Duka Jelambar Yayasan Jabar Agung di Jalan Tubagus Angke, Jakarta barat.

Hal tersebut disampaikan Ketua Paguyuban Amarasi Nekamese Sonny Foni Kilikili yang didampingi Ketua DPD TIB Timor Indonesia Bersatu Jakarta Barat Jemmy Ludji.
Turut hadir Perwakilan dari keluarga besar Rote, Penasehat Apolos Passu dan Alfredo.

“Kami dari paguyuban keluarga besar NTT yang ada di Jakarta berterimakasih dan sangat mengapresiasi apa yang sudah disampaikan dari pihak Rumah Duka Jelambar Jabar,” ujar Sonny Foni Kilikili kepada awak media saat konferensi pers di bilangan Jakarta barat, Sabtu (16/3/2024).

“Kami secara keseluruhan berterima kasih karena ini menyangkut khususnya orang kita NTT terkait adanya penolakan tersebut. Tapi ya kita bersyukur puji Tuhan karena dari pihak Rumah Duka Jelambar kemarin sudah menyampaikan klarifikasi,” lanjut Sonny.

Dijelaskan Sonny sebelumnya mungkin ada kesalahpahaman dengan oknum dari NTT yang ada di Jakarta, tapi semua sudah beres dan kami juga sebagai masyarakat NTT yang ada di Jakarta menghimbau juga supaya nanti kita harus mengikuti aturan yang di berikan atau yang diterapkan dari pihak rumah duka Jelambar.

Hal yang sama juga disampaikan Ketua DPD TIB (Timor Indonesia Bersatu) Jakarta Barat, Jemmy Ludji mengucapkan terima kasih juga untuk Yayasan Rumah Duka Jabar agung yang sudah memberikan kesempatan bagi warga Nusa Tenggara Timur yang ada di Jakarta.

“Tentang penolakan dari Rumah Duka Jelambar sudah ada klarifikasi dan permintaan maaf dari Yayasan Jabar Agung. Mungkin kedepannya kita warga Nusa Tenggara Timur yang ada di Jakarta lebih patuh lagi dengan aturan-aturan yang diberikan dari Yayasan Jabar Agung salam menggunakan Rumah Duka Jelambar dan kita sudah sepakat untuk mengikuti aturan-aturan tersebut,” ucap Jemmy.

Sementara Penasehat Apolos Passu mengatakan, “Saya salah satu dari semua yang ada disini adalah orang yang dituakan, memang dalam beberapa belakangan ini saya selalu ikut dalam acara kematian di Yayasan Jabar Agung dan saya sendiri tahu bahwa kelemahan dari anak-anak kita semua, barangkali dari segi suara berbicara nadanya suka tinggi atau suka mengganggu atau menghalangi orang-orang yang lewat, kami mohon maaf,” tutur Apolos Passu.

“Anak-anakku semua saudara bersaudara yang dari NTT barangkali juga dari kemarin-kemarin ada tutur bahasa yang kurang berkenan dan mungkin saatnya ini untuk kita introspeksi diri,” ujarnya.

Ia juga mengajak untuk bersama-sama bebenah diri dan mematuhi aturan-aturan yang sudah disepakati oleh manajemen Yayasan Jabar Agung.

“Dengan adanya itu kita harus sama-sama menjaga untuk kedepannya, kita harus komitmen dengan kesepakatan yang kemarin sudah dibikin di Yayasan Jabar Agung,” pungkas Apolos.

(Red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *