RepublikeXpose – NTT
Oleh: Denny Missa, S.H.
Pulau Timor dikenal sebagai pulau dengan julukan “Matahari Terbit”. Dalam Bahasa yang dipakai oleh orang orang di Timor bagian Timur atau Timor Leste (Tetun) adalah, “Timor Lorosae”, sedangkan untuk orang di Timor bagian Barat khususnya Timor Tengah Selatan (Dawan) adalah, “Timor Neno Saen”.
Tahun 2024 ini adalah tahun politik dimana pesta demokrasi untuk memilih kepala daerah maupun wakil kepala daerah baik itu di tingkat kota/ kabupaten maupun provinsi. Demikian pula provinsi Nusa Tenggara Timur yang menyambut moment lima tahunan di gelar dan saat ini ada tiga paket calon gubernur dan wakil gubernur yang bersaing dalam kancah tersebut.
Menariknya ada satu “bintang” dari Timor Neno Saen, seorang putra asli desa Sunu, kecamatan Amanatun Selatan, kabupaten Timor Tengah Selatan yang ambil bagian dalam perhelatan ini. Dia adalah Simon Petrus Kamlasi atau akrab disapa SPK. Berlatar belakang seorang prajurit TNI dengan pangkat yang dibilang tak main main yaitu bintang satu (Brigjen) dengan sederet prestasi besar yang berdinamika dalam diam, SPK ingin mengabdikan dirinya untuk daerah tercinta Nusa Tenggara Timur.
Pria kelahiran Soe TTS pada 14 April 1975 ini mengenyam pendidikan TK, SD, SMP di kota Soe sedangkan masuk SMA di Taruna Nusantara dan lulus tahun 1993 sebagai angkatan pertama SMA Taruna Nusantara. Selanjutnya mengikuti pendidikan di Akademi Militer dan lulus tahun 1996 untuk berkiprah di militer dengan raihan pangkat tertinggi yaitu bintang satu (Brigjen) pada tahun 2024.
Bintang satu (Brigjen) adalah sejarah bagi orang Timor untuk menempatkan pangkat itu di pundaknya sebagai konsekuensi tanggung jawab yang di emban. Dapat pula dikatakan bahwa prestasi tersebut adalah “Bintang dari Timor Neno Saen” untuk kembali mengabdi pada provinsi Nusa Tenggara Timur tercinta. Tentunya suatu kebanggaan tersendiri bagi “orang Timor” yang tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut.
Kemampuan dan prestasi telah ditunjukan seorang SPK karena dia adalah “eksekutor handal” yang sering berada dilapangan tanpa pencitraan. Salah satu buktinya, sejak tahun 2013 keterlibatan SPK dari institusi TNI telah memberikan kontribusi besar lewat penciptaan dan pengadaan “pompa hidram” untuk mengentaskan masalah air bersih di Indonesia termasuk di NTT. Bahkan TNI AD menjadikan upaya SPK ini sebagai program “TNI AD Manunggal Air”. Siapa sangka dan siapa yang pernah tahu itu, karena memang SPK melakukannya dengan empati tanpa basa basi.
Kini karakter sang “bintang” dari Timor Neno Saen itu di uji untuk membangun NTT, apakah karakter yang rendah hati itu masih seperti yang dulu? Ada harapan dan doa yang besar dari putra putri provinsi ini terhadap kepemimpinan SPK untuk merubah NTT ke depan apabila terpilih nantinya.
27 November 2024 adalah moment penting, apabila SPK terpilih, jangan lupa juga untuk mewujudkan harapan dan doa putra putri NTT yang besar itu dengan tindakan nyata bukan hanya sekedar basa basi, agar nyanyian tentang “Bintang dari Timor Neno Saen untuk NTT” itu tetap menggema di bumi Flobamora Manise.
(DM).