Bandara Sibisa, RepublikeXpose.com
Seluas 386 hektar lahan dalam pengawasan Badan Pengelola Otorita Danau Toba (BPODT) di Sibisa yang bersinggungan dengan Bandara Internasional Sibisa, Toba terbuka bekerjasama dengan para investor.
Karena lahan yang begitu luas itu dalam perencanaan BPODT terbuka untuk dikelola investor, demikian kepala Humas BPODT, Manogu Manurung ketika bincang-bincang dengan wartawan di kompleks BPODT sibisa, Selasa (7/7-2022).
Adapun dalam master plan pada lahan yang 386 hektar itu berupa kereta gantung yang membentang dari gunung Sibisa hingga sisi Danau Sigapiton yang berjarak sekitar 5 km ke Pulau Samosir. Kemudian lapangan bola, ATV ( sejenis Gocar roda 4).
Selama aktif bekerja dalam waktu yang belum lama, menurut Manogu Manurung ternyata investor yang bersedia menanamkan uangnya baru satu orang dari daerah Jawa Barat. Mudah mudahan para investor 2 lainnya akan menyusul , ujar Manogu Manurung.
Dikatakan Manogu Manurung, untuk menunjang kegiatan BPODT kini sedang dibangun kantor definitif. Direncanakan akan rampung akhir tahun ini.
Sambil berjalan pembangunan kantor, ternyata Tiga desa yang bersinggungan dengan Bandara internasional Sibisa terus berbenah. Seperti Sibisa sudah tersedia penginapan yang prestisius dengan tarif Rp.500.000,00 per malam. Desa Sigapiton telah rapung pembangunan Dermaga yang mampu menampung kapal motor besar sebesar kapal motor pora pora yang kini menjadi idola angkutan penumpang dari Balige, Muara, Sigapiton, Parapat ke Pulau Samosir.
Sedangkan Desa Motung kini mulai dibangun infrastruktur kelas l yang menghubungkan Sibisa dengan Ajibata Parapat.
Dikatakan Manogu Manurung, secara teknis Ketua BPODT Ir Jimmy Bernando Panjaitan bisa koordinasi langsung dengan seluruh kepala dinas pariwisata dari seluruh kabupaten yang bersinggungan dengan Danau Toba seperti Taput, Humbanghas, Toba, Simalungun, Karo dan Dairi, ujar Manogu Manurung.
RE/M sormin/Red