RepublikeXpose.com, Jakarta – Perombakan kabinet adalah suatu hal yang biasa dalam suatu rezim, dan reshuffle adalah hak preogratif presiden.
Diperkirakan isu perombakan kabinet seminggu kedepan akan menjadi pembicaraan hangat dikalangan elit politik maupun masyarakat, sebab pertemuan Johan Budi dengan Presuden Jokowi belum lama ini dijadikan patokan akan ada reshuffle dalam waktu dekat ini.
Menurut, Ali Muctar Ngabalin dari KSP, pertemuan Johan Budi dengan Jokowi diistana itu suatu hal biasa, apalagi Johan budi pernah di dalam istana. Jadi saya tegaskan pertemuan itu tidak membicarakan perombakan kabinet. Dan lanjut Ngabalin, tidak ada kolerasinya dengan perombakan kabinet.
“Saya dapat tegaskan, tidak ada pembicaaran Reshuffle Kabinet,” tandasnya, Kamis, 2/12/2021.
Pernyataan Ngabalin di amini oleh Johan Budi, beliau menjelaskan, pertemuan itu bukan yang pertama kali, bahkan sering bertemu bila ada permasalaha di wilayah, “Pembicaraan itu soal perkembangan covid-19 dan penanggulangannya,” terang johan.
Johan juga menjabarkan, setahu dia, bila Jokowi mau merombak biasanya memanggil dan diskusi dengan para pakar, tokoh diluar istana dan para ketua umum Partai.
“Biasanya Presiden bila mau merombak, pasti Presiden berdiskusi dengan tokoh diluar istana dan ketua umum partai,” tukasnya.
Kembali ke Ngabalin, sepengetahuanya Presiden Jokowi tidak bisa didesak-desak dengan siapapun soal reshuffle, semakin didesak Presiden tidak akan merekomendasikan orang yang mendesaknya karena walaupun ada perombakan cuma presiden yang tau.
“Presiden Jokowi tidak mau didesak-desak, meski perombakan kabinet terjadi yang tau hanya presiden,” pungkasnya.
RE/RBT/Red